LAYANAN PERBAIKAN ELEKTRONIK: TV (tabung/lcd/led/plasma)MONITOR KOMPUTER VCD DVD TAPE RADIO AMPLY ,KULKAS FRYZER AC MESIN CUCI JET PUMP KIPAS ANGIN .DLL
Selasa, 17 April 2012
Senin, 09 April 2012
ADAB BERDZIKIR
ADAB
BERDZIKIR
\
TIGA TAHAP
BERDZIKIR
Ada tiga tahap adab berdzikir. Pertama, ada lima perkara sebelum berdzikir. Kedua, dua
belas perkara pada saat mengerjakan zikir dan ketiga, ada tiga perkara setelah
berdzikir.
Lima perkara yang harus dilakukan sebelum berdzikir adalah sebagai berikut:
1. Bertaubat kepada Allah SWT
2. Mandi atau mengambil air wudhu
3. Diam sambil mengkonsentrasikan diri pada zikir
dengan mengikhlaskan hati sebelum berdzikir
4. Hatinya meminta tolong kepada para wali-wali Allah
5. Hatinya meminta tolong kepada Nabi Muhammad SAW
Sedangkan dua belas perkara saat berzikir adalah
sebagaoi berikut:
1. Duduk bersila di tempat yang suci
2. Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha
3. Membuat bau harum di tempat zikir
4. Memakai pakaian yang halal dan pakai wangi-wangian
5. Pilih tempat yang tenang dan sunyi
6. Pejamkan mata
7. Bayangkan wajah wali Allah di antara kedua mata
agak maju ke depan
8. Tetap istiqomah baik dalam keadaan ada orang maupun
sepi
9. Tulus ikhlas hatinya saat berdzikir
10. Dzikir utama adalah LA ILAHA ILLA ALLAH
11. Berusaha menghadirkan ALLAH SWT dalam setiap
mengucapkan dzikir LA ILAHA ILLA ALLAH
12. Meniadakan wujud lain selain Allah.
v Sedangkan tiga macam adab lainnya setelah selesai berdzikir
adalah:
1. Diam sejenak sesaat setelah usai melakukan dzikir
dan tetap diam di tempat
2. Mengatur dan mengembalikan nafas seperti semula
3. Menahan diri untuk minum air
v Sangat dianjurkan untuk melakukan pemutihan diri dari semua amalan
negatif sebelum menjalankan ritual dzikir. Caranya adalah menjalankan PUASA
selama 7 hari. Usai menjalankan puasa baru kemudian menjalankan amalan zikir
rutin. Bagi para pejalan spiritual yang ingin lebih mendalami laku suluknya,
maka disarankan untuk melakukan dzikir dengan cara:
1. BERTAPA (Uzlah). Ini adalah syarat agar laku suluk
kita semakin bagus. Uzlah adalah mengasingkan diri untuk sementara waktu dari
keramaian dan dari pergaulan sehari-hari. Ini biasa dilakukan oleh murid-murid
tarekat di masa silam. Bila anda berkesempatan untuk uzlah, silahkan pergi ke
gunung atau hutan dan carilah sebuah gua. Siapkan bekal makan dan minum yang
cukup untuk sekian lama Anda inginkan. Pedoman selesainya uzlah adalah
KEMANTAPAN HATI setelah bertemu dengan apa yang dicari. Namun kini, uzlah
dianggap terlalu berat sehingga sebagai penggantinya adalah menjauhkan diri
dari segala bentuk perbuatan maksiyat dan terlarang syariat.
2. NGAWULO (Mengabdi). Mengabdi pada “sang guru”
selama berbulan-bulan atau mungkin juga hingga bertahun-tahun. Dalam konteks
sekarang, cukup kita mengabdi kepada instruksi-instruksi yang diyakini benar
dan tawadhu’ (merendahkan diri) untuk tidak mengaku dirinya paling benar
dibanding diri yang lain.
3. AMAL SHOLDAQOH. Mengadakan amal shodaqoh dan infaq
sesuai dengan kemampuan. Ini sebuah bentuk pengorbanan dan kerelaan melepaskan
apa yang dimiliki karena sesungguhnya kita hakekatnya tidak memiliki apa-apa.
Hanya DIA yang Maha Memiliki.
Dalam keadaan bersih lahir batin dan untuk sementara
mengosongkan diri dari pengaruh duniawi itulah kita menghadap Sang Khalik Yang
Maha Suci. Saat bersuluk ini, kita diharapkan untuk selalu menjauhi pikiran
kotor dan suci dari batin yang penuh prasangka negatif (suudzon) dan
menggantinya dengan prasangka baik (husnudzan) kepada Allah dan kita yakin
bahwa hanya DIA-lah sebaik-baiknya tempat bergantung. HASBUNA ALLAH WA NI’MAL
WAKIL, NI’MAL MAULA WA NI’MA N-NASIR (Cukuplah Allah sebagai tempat bersandar
bagi kami dan Dialah tempat memohon pertolongan manusia).
kramat tajug (tubagus atief)
kramat tajug (tubagus atief)
Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) yang juga salah satu dari panglima perang Kerajaan Banten yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa mendapatkan tugas untuk membantu rakyat di Tangerang tepatnya di Benteng Selatan dalam melawan penjajahan Belanda sekaligus menyiarkan agama Islam.Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) sendiri adalah putra dari Sultan Ageng Tirtayasa yang ke enam. Sultan Ageng Tirtayasa sendiri berputrakan sembilan anak yaitu :
1. Sultan Haji
2. Pangeran Purbaya
3. Pangeran Setiri
4. Pangeran Jogya
5. Raden Shoheh
6. Reden Muhammad Atief (Tubagus Atief)
7. Ratu Ayu
8. Ratu Fatimah
9. Ratu Komala (meninggal sewaktu kecil)
Setelah menyelesaikan tugasnya Di Benteng Selatan kemudian Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) kembali ke Banten dan mendapatkan gelar Tubagus Wetan dari ayahandanya sendiri Sultan Ageng Tyrtayasa. Karena jasa-jasanya kepada masyarakat disini maka masyarakat disini menikahkan Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) dengan Siti Almiyah wanita asli Desa Cilenggang ini dengan mas kawinnya Masjid Jami Al Ikhlas (dahulu Surau atau Tajug) yang sekarang masih berdiri.
Dikarenakan kondisi kesultanan Banten yang sedang mengalami kekacauan pada waktu itu yaitu adanya konflik antara Sultan Ageng Tyrtayasa dengan putranya sendiri Sultan Haji, hal ini menimbulkan kesulitan kepada Raden Muhammad Atief untuk memihak, maka Sultan Ageng Tyrtayasa memerintahkan kepada Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) untuk tinggal di Desa Cilenggang dengan membawa adiknya Ratu Ayu sambil tetap menyebarkan Agama Islam disini.
Dalam wasiatnya sebelum wafatnya kepada anak cucunya seandainya beliau wafat agar dimakamkan di dalam Surau atau Tajug (budaya masyarakat waktu itu dalam menyebut Surau) bersama dengan Ratu Ayu adik beliau yang wafat lebih dahulu. Dewasa ini masyarakat Desa Cilenggang pada khususnya dan masyarakat lain pada umumnya menyebut dengan istilah Kramat Tajug.
Asal muasal Gunung Puyuh Kramat Tajug
Dahulu Surau atau Tajug yang didirikan oleh Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) berdiri ditanah yang datar dan dikelilingi oleh persawahan. Ketika Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) dimakamkan di dalam Surau ini sesuai dengan wasiatnya, sebelumnya adik beliau Ratu Ayu juga dimakamkan disini. Maka lama kelamaan tanah yang tadinya datar berubah semakin meninggi yang sekarang dikenal oleh sebagian orang sebagai Gunung Puyuh. Tidak banyak orang mengetahui hal ini selain dari anak cucu keturunan Raden Muhammad Atief atau lebih dikenal sebagai Tugabus (Tb) Atief. Luas Gunung Puyuh ini diperkirakan sekarang mencapai sekitar dua hektar.
Raden Muhammad Atief (Tubagus Atief) menikah dengan Siti Almiyah memiliki empat putra yaitu :
1. Tubagus (Tb) Romadhon (dimakamkan di Kalipasir – Tangerang)
2. Tubagus (Tb) Arfah (dimakamkan di Kramat Tajug – Desa Cilenggang)
3. Tubagus (Tb) Raje (dimakamkan di Desa Kadubumbang – Cimanuk, Pandeglang)
4. Tubagus (Tb) Arja (dimakamkan di Gunung Sindur – Desa Jampang)
Keanehan lainnya adalah luas tanah dari Kramat Tajug yang sejak zaman dahulu juga berfungsi sebagai tempat pemakaman warga atau masyarakat Desa Cilenggang seakan tidak pernah sempit atau selalu cukup untuk dijadikan areal pemakaman baik oleh anak cucu dari Tubagus (Tb) Atief maupun oleh warga Desa Cilenggang sendiri.
Untuk menjaga kelestarian dari Kramat Tajug ini telah didirikan Yayasan Tubagus Atief yang diketuai oleh H. Tubagus (Tb) Imammudin dan juga Paguyuban Keluarga Muhammad Atief yang diketuai oleh H. Tubagus (Tb) Muin Basyuni dan Sekertaris Umumnya Tubagus (Tb) Moh. Sholeh Sutisna atau lebih dikenal dengan panggilan Sos Rendra
Sampai saat ini ritual ziarah masih sering dilakukan oleh keluarga dari Kramat Tajug. Setiap minggu ketiga pada setiap bulannya H. Tubagus Imammudin yang juga Ketua dari Yayasan Tubagus Atief memimpin sekitar 300 orang dari keturunan Kramat Tajug untuk ziarah dan tahlil. Dan setiap tanggal empat belas di bulan Maulid diadakan pencucian benda-benda milik dari Raden Muhammad Atief atau Tubagus (Tb) Atief.
Sampai sekarangpun masih banyak dari warga disekitar Desa Cilenggang dan masyarakat umum bahkan dari luar jawapun banyak yang datang untuk melakukan ziarah dan tirakat di Kramat Tajug
Mengenai Jin dan Setan
Mengenai Jin dan Setan
1. Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber kita dalam mengenal masalah ghaib. Setiap informasi tentang yang ghaib selain dari keduanya harus kita tolak, kecuali yang selaras dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 49:1)
2. Allah menciptakan jin dan manusia untuk satu tujuan yakni mengabdi kepada Allah Swt.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)
3. Jin diciptakan dari percikan api neraka sebelum manusia diciptakan.
“Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. 55:15)
4. Iblis adalah keturunan jin yang membangkang dari perintah Allah, Dia bukan golongan malaikat.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. 18:50)
5. Syetan adalah sebutan bagi pembangkang dari golongan jin dan manusia, sebagai musuh dari setiap orang beriman.
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. 6:112)
6. Jin adalah ummat seperti manusia, ada yang baik dan ada yang jahat, ada yang mukmin dan ada yang kafir, agama mereka berbeda-beda, tetapi mereka harus tetap mengikuti syariat.
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. 72:11)
7. Jin bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat jin.
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. 7:27)
8. Jin tidak dapat menampakkan diri kepada manusia, tetapi jika yang muncul sejenis sesuatu yang menakutkan seperti kuntilanak, genderuwo, dsb maka itu adalah setan yang ingin menakut-nakuti manusia tapi bukan asli jin.
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. 72:27)
9. Setiap manusia diikuti oleh dua qarin dari jin dan dari malaikat. Qarin dari malaikat selalu membisikkan kebaikan, sebaliknya qarin dari jin selalu membisikkan kejelakan dan kejahatan. Sedangkan qarin dari jin yang mendampingi Rasulullah Saw telah masuk Islam.
Tidaklah salah seorang dari kalian, kecuali telah didampingi oleh qarinnya dari golongan jin dan malaikat. Para sahabat bertanya, “Dan engkau juga ya Rasulullah/” Rasulullah menjawab, “Demikian juga dengan saya. Tetapi Allah telah membantu saya atasnya. Maka dia masuk Islam. Dan ia tidak memerintahkan saya kecuali dalam kebaikan” (HR. Muslim)
10. Memohon perlindungan kepada jin adalah haram, seperti minta perlindungan terhadap dirinya, kesehatannya, keselamatannya, hartanya, rumahnya, kantornya, kebunnya, kenadaraannya, jabatannya, usahanya, agamanya, dsb.
Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. 72:6)
11. Jin bisa merasuk ke dalam jasad manusia dan mengalir dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw:
“Sesungguhnya syaitan itu mengalir dari tubuh manusia melalui jalan darah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
12. Syetan atau jin pembangkang tidak akan mampu menguasai orang yang beriman dan selalu bertawal kepada Allah.
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. 16:99)
13. Orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan syirik, mereka mendapat jaminan keamanan dan jaminan petunjuk dari Allah.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 6:82)
14. Gangguan jin terhadap manusia dengan merasuk ke dalam jasadnya adalah tindakan zhalim. Terapinya adalah dengan cara membersihkan keimanannya, meluruskan ibadahnya dengan memperbanyak dzikir.
15. Terapi secara syar’i adalah bagian dari jihad fi sabilillah melawan syaitan maka kita haruslah tetap istiqamah di atas jalan yang haq.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (QS. 4:76)
Langganan:
Postingan (Atom)