Osilator FM (88-108 MHz) dan Rangkian Booster
SWR Meter & Power Meter
Pada saluran transmisi yang tidak match
selain gelombang datang mengalir pula gelombang pantul. Gelombang datang
arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang
pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Untuk mengukur daya
gelombang-gelombang tersebut diperlukan Power Meter. Biasanya pada Power Meter
terdapat dua skala, satu untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul,
skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala daya datang.
SWR Meter (Standing Wave Ratio Meter –
pengukur perbandingan gelombang tegak) digunakan untuk mengukur perbandingan
gelombang datang dan gelombang pantul. Dengan kata lain SWR Meter digunakan
untuk mengukur seberapa match sebuah sumber dengan beban. Prinsip kerja SWR
Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu pengukuran hanya terdapat Power
Meter maka SWR dapat dihitung dari daya datang (Pf) dan daya pantul (Pr) dengan
rumus sebagai berikut :
SWR = (ÖPf + ÖPr)/(ÖPf
- ÖPr)
Dari rumus tersebut, pada keadaan match
(Pr = 0) akan didapatkan SWR = 1. Untuk keadaan yang tidak match akan
didapatkan SWR > 1. Untuk keadaan yang paling buruk dimana semua daya datang
dipantulkan kembali (Pf = Pr) akan didapatkan SWR = tak hingga.
Dummy Load
Agar daya bisa dipancarkan semaksimal mungkin, impedansi
output dari penguat daya tingkat akhir harus sama dengan impedansi
karakteristik saluran transmisi dan impedansi dari antena. Untuk itu diperlukan
penalaan pada matching network untuk menyamakan impedansi.
Impedansi dari antena sangat tergantung pada frekuensi.
Sedangkan impendasi dari saluran transmisi sama dengan impedansi karakteristik
saluran jika panjang saluran transmisi tersebut adalah tak terhingga. Sehingga
antena dan saluran transmisi tidak dapat dipakai sebagai acuan untuk menala
matching network. Sebagai gantinya diperlukan sebuah beban yang diketahui
impedansinya dengan pasti sebagai acuan (Dummy Load), yang harus bebas dari
pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya yang besar (merubah
semua daya datang menjadi panas). Impedansi Dummy Load biasanya 50 atau 75 Ohm.
Induktor dan kapasitor adalah komponen yang memiliki impedansi yang tergantung
frekuensi. Resistor murni tidak terpengaruh frekuensi, meskipun pada
kenyataannya resistor tidak hanya bersifat resistif tetapi mempunyai sifat
induktif dan kapasitif parasit meskipun kecil.
Dummy Load dapat dibuat sendiri dengan memasang paralel
beberapa resistor sehingga didapatkan resistansi dan daya yang diinginkan.
Resistor karbon dan resistor film mempunyai induktor parasit yang minimal
sehingga banyak dipakai untuk membuat dummy load. Resistor karbon harganya
lebih murah dan bisa didapatkan dengan daya lebih besar dibandingkan resistor
film.
Memparalelkan beberapa resistor,
selain untuk mendapatkan daya besar, dimaksud pula memperkecil induktansi liar
dari resistor-resistor tersebut. Sebagai contoh dapat dipakai resistor karbon
300 Ohm / 2 Watt sebayak 6 biji yang dibubungkan secara paralel, untuk mendapatkan
Dummy Load dengan daya 12 Watt dan impedansi 50 Ohm (gambar 1).
Gambar 1. Skema Dummy Load
Tidak ada komentar:
Posting Komentar