Rabu, 21 Maret 2012

RUKUN ISLAM



RUKUN ISLAM


Islam didirikan atas lima dasar, sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar t, Rasulullah r bersabda :
(( بُنِيَ الْإِسْلاَمُ عَلىَ خَمْسٍ؛ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ ))
“Islam didirikan atas lima dasar; yakni : (1) Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) puasa Ramadhan, dan (5) ibadah haji.” (HR. Bukhari Muslim).
1.    Kesaksian tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba serta Rasul-Nya merupakan keyakinan yang kokoh, yang diungkapkan dengan lisan. Dengan kekokohannya itu, seakan-akan dapat menyaksikan-Nya.
Syahadat (kesaksian) merupakan satu rukun, padahal yang disaksikan itu ada dua hal, ini dikarenakan Rasul r adalah muballigh (penyampai) sesuatu dari Allah I. Jadi, kesaksian bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah merupakan kesempurnaan kesaksian: “Tiada tuhan (yang berhak diibadahi) selain Allah”.
Atau, karena kesaksian (syahadat) itu merupakan dasar sah dan diterimanya semua amal. Amal tidak sah dan tidak akan diterima bila dilakukan tanpa keikhlasan karena Allah I dan tanpa mengikuti manhaj Rasul-Nya r. Jadi syahadat bahwa “Tiada tuhan (yang berhak diibadahi) selain Allah” haruslah diwujudkan dengan keikhlasan beribadah kepada-Nya, dan syahadat “bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah ”  diwujudkan dengan mengikuti tuntunan beliau dalam beribadah kepada Allah.  
Diantara hikmah syahadat (kesaksian) yang terbesar ialah membebaskan hati dan jiwa dari penghambaan terhadap makhluk, dan membebaskannya dari mengikuti selain para Rasul-Nya.
2.    Mendirikan shalat maknanya: menyembah Allah dengan mengerjakan shalat secara istiqamah serta sempurna, baik waktu maupun caranya.
Diantara hikmah shalat adalah merasakan kelapangan dada, ketenangan hati, dan menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.
3.    Membayar zakat maknanya: menyembah Allah I dengan mengeluarkan kadar (ukuran) yang wajib dari harta-harta yang harus dizakati.
Diantara hikmah mengeluarkan zakat adalah membersihkan jiwa dan moral yang tercela yakni kekikiran, serta dapat mencukupi kebutuhan kaum muslimin yang dhu`afa.
4.    Puasa Ramadhan maknanya: menyembah Allah I dengan cara meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkannya di siang hari bulan Ramadhan.
Salah satu hikmahnya adalah melatih jiwa untuk meninggalkan hal-hal yang dicintai demi mencari ridha Allah Azza wa jalla.
5.    Naik haji ke Baitullah (rumah Allah), maknanya: menyembah Allah I dengan melakukan perjalanan menuju Bait al Haram (Rumah suci) untuk melaksanakan  manasik haji.
Diantara hikmahnya adalah: melatih jiwa untuk mengerahkan segala kemampuan harta dan jiwa agar tetap taat kepada Allah I. Oleh karena itu haji merupakan salah satu bentuk jihad fi sabilillah.
Hikmah rukun Islam, baik yang sudah kami sebutkan maupun yang belum kami sebutkan, akan dapat menjadikan umat sebagai umat yang suci, bersih, beragama yang benar, dan memperlakukan manusia dengan penuh keadilan serta kejujuran. Dan ukuran baiknya syariat-syariat Islam yang lain tergantung pada baiknya rukun islam yang lima ini. Dan ukuran baiknya umatpun tergantung pada baiknya agamanya, dan hilangnya kebaikan tingkah laku umatpun akan tergantung pada kadar hilangnya kebaikan agamanya.
Bagi yang ingin mengetahui penjelasan ini, silahkan menyimak firman Allah I :
                                                    
 “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan  yang mereka lakukan. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari diwaktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah, kecuali orang-orang yang merugi.” ( QS. Al-A’raf : 96-99).
Untuk lebih jelasnya hendaklah anda pelajari sejarah orang-orang terdahulu, karena dalam sejarah terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal dan bagi orang yang hatinya “bersih” (tidak ada hijab yang menutupi hatinya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar