Jumat, 09 Maret 2012

tips &trik tv 1


                                 TIPS & trik  problem tv

Kerusakan-kerusakan yang Sering Terjadi pada Blok IF
Beberapa kerusakan yang dimaksud berikut ini bukan bersumber dari IC itu sendiri, tapi dari komponen-komponen pendukung IC.
  1. AGC tidak bekerja, kerusakan ini ditandai dengan tidak tertala-nya sinyal oleh tuner, kalo mungkin tertala, kualitasnya akan jauh sekali dari normalnya (ada semutnya). Dan yang terparah tidak dapat menerima siaran sama sekali. Untuk memastikan kerusakan pada AGC, dapat dengan mudah ditemukan dengan mengetes tegangan pada pin AGC_OUT, normalnya ada tegangan yang mengikuti level sinyal yang tertangkap oleh tuner.

  1. Cacat modulasi/gambar, terganggunya gambar/audio pada IC TDA8840/1/2/4 ini mungkin disebabkan karena sistem AGC yang bermasalah. Desain pada IC ini mempunyai gain/penguatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan IC sejenis/selevel lainnya. Jadi, komponen-komponen penunjang AGC dalam IC ini cukup kritis.

  1. Tidak tepatnya penerimaan meskipun sudah diset adjusmen IF-nya, disebabkan karena komponen pendukung pada pin IF_PLL ada yang bermasalah. Cirinya adalah gambar tidak sinkron, tidak ada suara. Kerusakan bisa dikatakan sama dengan IC pendahulunya yang trafo Ifnya bergeser talaannya.

  1. Gambar bersemut, meski AGC normal yang dapat disebabkan oleh blok penguat IF dari output IF tuner termasuk SAW filter yang bermasalah.

  1. Suara tidak ada, kalo ada terganggu noise padahal gambar bersih dan tepat. Kasus ini mungkin disebabkan karena BPF untuk SIF bermasalah, cek CF-nya. Atau jika menggunakan sound system yang multi, pilih yang sesuai dengan format di Indonesia (PAL-BG).

MEMAHAMI BLOK-BLOK DASAR TV

Tidak lepas dari blok-blok perangkat TV yang segitu banyaknya, Penulis berusaha untuk mengulas beberapa blok saja tetapi dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu blok-blok berdasarkan fungsi dari komponen aktif berikut penjelasan sekadarnya yang Penulis sesuaikan dengan kondisi desain saat ini. Komponen aktif tersebut mungkin saja hanya bagian kecil dari blok yang berada dalam sebuah IC TV atau 1 blok utuh (modul), misalnya tuner.
Sebelum melanjutkan, sebaiknya para Pembaca sudah mengetahui susunan diagram blok dan cara kerja sebuah perangkat TV hitam putih (B/W) dan perangkat TV warna sekaligus dapat membedakan perbedaan bloknya. Banyak sekali literatur-literatur yang menerangkan susunan sistem blok perangkat TV dimaksud.

PEMBATASAN MASALAH
Guna membatasi topik, Penulis hanya mengulas blok-blok dasar, analisa kerusakan-kerusakan beserta tips-tips perbaikan. Semua ulasan ini hanya dibatasi pada blok-blok TV analog yang menggunakan CRT (cathode ray tube) tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menyinggung komponen/blok pada jenis tv lainnya.

BLOK 1 TUNER
Fungsi utama tuner adalah untuk menala frekuensi radio kemudian frekuensi yang tertala tersebut diubah menjadi frekuensi baru yang dinamakan frekuensi IF. Frekuensi IF ini yang berisi informasi-informasi/data-data yang dibawa oleh carier/frekuensi radio yang dipancarkan yang nantinya diproses dan diurai menjadi informasi-informasi yang terpisah (mudahnya, jika pada TV yaitu sinyal video dan sinyal audio).
Metode untuk menghasilkan IF umumnya menggunakan metode mixing (pecampuran/heterodyning) dengan osilator lokal, selisih pengurangan atau penjumlahan antara frekuensi lokal dengan frekuensi yang ditala tersebut dinamakan intermediate frequency (IF) yang umumnya besarnya jauh sekali di bawah dari 2 frekuensi yang dicampur tersebut.
Besarnya frekuensi IF yang dihasilkan tuner sangat bervariasi, paling sering dijumpai sekitar 38,9MHz (TDQ-38), kadang ada juga yang 44MHz. Frekuensi IF inilah yang akan diproses/didekoder oleh rangkaian IF hingga akhirnya dihasilkan gambar, suara atau informasi-informasi lain misalnya data teletext, multiplex/nicam dan lain-lain.

Skema/diagram Blok Dasar Tuner 1 Band



Di atas adalah diagram blok tuner 1 band dan tidak jauh berbeda untuk band yang lain. Sinyal RF diterima oleh antena kemudian ditala/dipilih oleh rangkaian tala pada penguat RF pertama kemudian dimasukan ke rangkaian mixer, mixer ini berfungsi untuk mencampur frekuensi yang telah terpilih dan dikuatkan oleh penguat RF pertama dengan frekuensi lokal yang tertala juga. Dari proses mixing tersebut, dihasilkan beberapa frekuensi baru yang salah satunya dikuatkan dan difilter untuk menghasilkan frekuensi IF. Karena frekuensi IF yang dihasilkan harus dipertahankan pada frekuensi tertentu, maka semua rangkaian tala harus dalam posisi yang selaras, artinya, jika rangkaian tala/pemilih digeser naik 1MHz, osilator juga digeser naik 1MHz juga, keduanya secara bersamaan.
Rangkaian tala umumnya terdiri dari induktor dan kapasitor yang tersusun secara paralel (membentuk band pass filter atau perangkap gelombang). Pada umumnya, rangkaian tala pada osilator lokal juga mempunyai bentuk yang sama pula. Sedangkan metode-metode penggeseran/pemilihan frekuensi dengan menggeser nilai capasitor dalam rangkaian resonansinya, dapat menggunakan varco atau menggunakan dioda varaktor. Dioda varaktor ini bekerja mirip dengan kapasitor trimmer, tetapi dengan kontrol tegangan. Semakin tinggi tegangan yang masuk, semakin rendah nilai kapasitansi varactor, semakin rendah nilai kapasitor, semakin tinggi frekuensi yang tertala atau yang dihasilkan oleh osilator lokal.

Jenis-jenis Tuner
Banyak sekali jenis tuner TV, tetapi Penulis di sini hanya mengulas 3 jenis tuner saja yang Penulis kelompokkan dari metode penggeseran frekuensi dan yang sering ditemui.
  1. Tuner Biasa/manual, tuner ini dapat ditemukan pada TV-TV model lama yang manual, metode penggeserannya menggunakan varco yang dilengkapi dengan knop. Umumnya terdiri dari 1 band saja untuk satu modul tuner.

  1. Tuner VT, metode penggeserannya sudah menggunakan tegangan sebagai kontrolnya, reactor aktifnya menggunakan dioda varactor (variable reactor). Ciri utamanya, masih menggunakan pin/kaki yang berfungsi sebagai masukan tegangan kontrol frekuensi yang dinamakan kaki VT (voltage tune). Besar tegangan VT dalam rentang 0 s/d 30an volt. Pada model TV lama, tegangan VT ini dihasilkan oleh potensio/trimpot pemilih channel/gelombang. Sedangkan pada model yang lebih baru, sudah menggunakan IC program untuk mengontrolnya.

  1. Tuner PLL. Secara internal, metode penggeseran sama dengan tuner VT, perbedaannya, di dalam tuner tersebut sudah dilengkapi rangkaian PLL. Karena yang digunakan adalah PLL/synthesizer, maka cara penggeserannya cukup dengan data yang dikirimkan oleh IC program ke prosesor PLL dalam tuner tersebut. Umumnya menggunakan bus data berjenis I2C, karena bus data jenis ini sudah lazim dipakai pada desain perangkat televisi. Ciri utama tuner ini adalah adanya kaki/pin SDA dan SCL, dan juga pin untuk sumber tegangan VT tetap.


Fungsi-fungsi Kaki pada Tuner
  1. AGC, Automatic Gain Control. Tidak semua gelombang RF yang diterima mempunyai daya yang sama, ada yang jernih ada juga yang kurang. Ada sinyal yang kuat juga ada yang lemah. Guna mengatasinya, dibuatkan pin/kaki AGC yang berfungsi untuk mengatur penguatan secara otomatis, level tegangan pada pin ini secara otomatis akan mengikuti tingkat level kuat tidaknya sinyal RF yang masuk, tegangan berasal dari blok IF. Cara kerjanya secara umum yaitu semakin kuat sinyal RF yang masuk/ditala, semakin kecil tegangan pada pin ini. Tegangan yang bervariasi pada pin ini bersumber dari penguat AGC pada blok IF.

  1. AFT, Automatic Fine Tuning. Osilator lokal pada tuner umumnya berjenis VFO (variable frequency oscillator), yang berciri khas mudah digeser sekaligus mudah bergeser sendiri, sehingga dapat sedikit menggeser talaan yang dilakukan oleh tegangan VT. AFT digunakan untuk ‘mengembalikan’ frekuensi yang bergeser tersebut dalam rentang yang relatif sempit. Jika talaan bergeser melebihi ambang AFT, maka VT yang digunakan untuk fungsi ‘mengembalikan’ talaan tersebut.

  1. VT, Voltage Tune. Di awal sudah disinggung fungsi dari VT, yaitu untuk menggeser frekuensi tuner berdasarkan tegangan yang diberikan ke pin ini. Tegangan VT ini umumnya dikontrol oleh pemilih channel. Jika pemilih channelnya menggunakan IC program, maka pengontrol besar tegangan pada VT adalah IC program. Ketika proses Search, normalnya akan terukur tegangan pada pin ini dimulai dari 0V dan beranjak naik hingga sekitar 33V.

  1. SDA, SCL. Pin ini dapat ditemukan pada tuner-tuner model PLL. Berfungsi sebagai jalur pengontrol tuner, hampir semua fungsi dalam tuner dapat dikontrol oleh bus data ini. Tuner-tuner PLL, tidak lagi menggunakan tegangan VT untuk menggeser frekuensi tuner, tetapi dengan data yang dikirimkan ke tuner, maka tuner secara otomatis akan mengeset VT-nya sendiri berdasarkan data yang dikirimkan oleh IC program/controller.

  1. BM, BP. Adalah pin supply tegangan untuk tuner. Tegangan kerja sebuah tuner bervariasi, tergantung tipe dan model. Banyak ditemui yang mengkonsumsi tegangan 5, 9 dan 12V.

  1. BL, BH, BU. Merupakan pin supply tegangan untuk tiap band. Fungsinya untuk memberi tegangan blok band rangkaian tuner. Pin BM pada tuner dipakai untuk mensupply blok penguat IF, sedangkan pin BL, BH dan BU digunakan untuk mensupply blok-blok dari tiap band pada tuner sehingga fungsi utamanya sebagai pemilih band dari tuner tersebut, caranya dengan memberi tegangan pada salah satu pin band tersebut.

  1. BAND A, BAND B. Berbeda dengan pin band supply di atas, pin ini juga berfungsi sebagai pemilih band. Untuk memilih band tinggal memberi tegangan (umumnya dalam level logik, 5V) berdasarkan bilangan biner 2 bit, bit pertama band_B dan bit kedua adalah band_A. Sedangkan bilangan biner 2 bit secara urut adalah, 00, 01, 10 dan 11, jadi memungkinkan untuk membuat/memilih 4 kombinasi hanya dengan 2 pin ini.

  1. IF-O. Pin ini merupakan pin keluaran dari modul tuner. Ada yang cuma 1 pin IF out ada juga yang 2 IF out. Keluaran dari pin ini yang akhirnya didekoder/diproses oleh rangkaian/blok IF.

  1. Pin-pin lainnya, biasanya berfungsi lebih spesifik dan tidak begitu populer misalnya Tuner Address.


Kerusakan-kerusakan pada Tuner
  1. Tidak bisa menangkap gelombang, penyebabnya antara lain : 1. pin Antena lepas, untuk mengeceknya tinggal membuka penutup/casing tuner. Biasanya hanya dengan solder ulang. 2. AGC yang tidak bekerja, prinsip dasar AGC adalah memberikan tegangan bias kepada tuner yang besar tegangannya disesuaikan secara otomatis oleh kuatnya sinyal yang masuk. Semakin besar/kuat sinyal yang masuk, semakin kecil tegangan pada pin AGC. Dan 3. IF out tidak ada yang mungkin disebabkan rusaknya blok mixer.

  1. Gelombang bergeser, sering disebabkan karena varaktor tidak lagi mampu mempertahankan nilainya, juga sering disebabkan oleh sistem AFT pada bagian IF yang bermasalah.

  1. Tidak bisa diset/dipilih band-nya, sistem band swith umumnya menggunakan dioda, dengan dioda yang bocor, dapat menyebabkan bocornya tegangan ke pemilih band yang lain.




Tiap produsen akan selalu mengembangkan desain produknya. Dalam prosesnya, terdapat salah satu aspek pengembangan yang sangat dipertahankan adalah kompatibilitas produk untuk pengembangan selanjutnya. Produsen semikonduktor juga melakukan hal yang sama.
Begitu juga dengan IC yang diaplikasikan untuk TV. Ambil contoh saja chip TDA936x/8x yang secara mudahnya terdiri dari blok program (8051 core), blok IF (VIF/SIF), blok jungle (osilator dan sinkronisasi), blok chrominance dan matrik dalam 1 chip tersebut. Dalam desain IC tersebut, tidak lepas dari cikal-bakal komponen/blok yang dikembangkan (karena tujuan kompatibilitas), jadi bisa dikatakan jika tipe-tipe IC spesifik yang sebelumnya sudah diproduksi merupakan dasar atau bagian dari IC yang lebih baru.
Akibat dari proses pertahanan kompatibilas tersebut menghasilkan sudut pandang berbeda oleh pihak teknisi yang menyimpulkan bahwa kerusakan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis dan tipe IC yang dipakai. Asumsi ini memang ada benarnya dan cukup membantu dalam proses perbaikan karena setiap tipe IC selalu mengembangkan dari tipe-tipe IC yang terdahulu, dan sesuai dengan pepatah ‘buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya’.
Kesimpulannya, bagi seorang teknisi dituntut harus mampu mengurai kerusakan berdasarkan blok-blok. Sedangkan cara termudahnya yaitu dengan meninjau ulang kerusakan-kerusakan yang pernah dialami oleh ‘cikal-bakal’ IC tersebut, misalnya TDA938x mengalami kerusakan tidak jauh dari kerusakan yang dialami TDA884x karena pada dasarnya IC-IC tersebut adalah serumpun. Begitu juga dengan seri-seri lainnya, misalnya TMPA8821 tidak jauh dari TB1238, NN5198 tidak jauh dari AN5192, LC76931 tidak jauh dari LA76810 dan sebagainya.
MENCARI DAN MENGIDENTIFIKASI JALUR PADA TV
  1. ABL
    Pengertian ABL tidak jauh dari kepanjangannya yaitu Automatic Blanking Limiter, yang berarti pembatas cahaya/terangnya layar secara otomatis. Jika terdapat gangguan pada sistem ABL, gambar menjadi tidak kontras atau bahkan gelap (sramun-sramun istilah jawanya). Tidak hanya itu, tabung yang sudah lemah juga mengakibatkan efek yang sama, karena sudah diluar batas ABL.
    Cara kerja ABL adalah dengan mengendalikan preset kontras/brightness tergantung dari terang tidaknya layar/gambar. Ketika kontras dinaikkan, tegangan adjust kontrast akan naik dan dipertemukan dengan tegangan ABL melalui dioda. Dioda ini akan mengerem/mengurangi tegangan adjust tersebut berdasarkan tegangan pada pin ABL yang prinsipnya menurun ketika layar menampilkan gambar yang terang.
    Jadi cara termudah untuk mencari jalur ABL adalah dengan mencari pin kontrol kontras pada IC chroma atau sebaliknya yaitu dari pin ABL pada FBT. Cara yang pertama cukup dengan membaca datasheet IC chroma dengan mencari pin-out yang berfungsi sebagai adjusment contrast/brightness. Pada jenis-jenis IC chroma yang baru, pin control kontras tidak ‘dikeluarkan’ dan cara mengesetnya dengan data secara internal sedangkan untuk melengkapi fungsi ABL, pada ic tersebut dilengkapi dengan pin ABL/ACL tersendiri.
    Cara yang kedua adalah dengan mencari pin ABL pada kaki TFB, dengan cara menggunakan multitester, set pada x10Kohm, taruh hubungkan probe positif ke anoda/kop flyback, jika jarum bergerak kemudian balik polaritas/probenya, jika sama dengan mengetes dioda, berarti pin yang mendapatkan probe positif adalah kaki ABL TFB.

  1. AFC
    IC jungle, berfungsi sebagai generator/osilator frekuensi horisontal, yang dalam sistem PAL sekitar 15625Hz dan bekerja secara free running (bekerja pada frekuensi tidak tentu, bisa naik/turun dalam band/rentang tertentu). Frekuensi yang dihasilkan ini dikuatkan oleh rangkaian driver yang kemudian digunakan untuk menghidup-matikan TFB. Selama proses penguatan tersebut, frekuensi ini mudah sekali bergeser, dimulai dari bergesernya fasa hingga bergesernya frekuensi.
    Automatic Frequency Control dimaksudkan untuk menahan frekuensi tersebut supaya tetap terkunci dan sefasa dengan sumbernya. Untuk lebih mudahnya, ketika osilator horisontal dinyalakan dan sebelum ada sinyal video, sinyal/frekuensi horisontal berada pada nilai tertentu (katakan saja 15250Hz) yang dikuatkan hingga ke tahap FBT, kemudian pulsa dalam FBT ‘disensor/dicuplik’ untuk menghasilkan sinyal/pulsa AFC. Karena pembanding fasa pada rangkaian osilator horisontal mendapatkan pulsa AFC tersebut, maka secara otomatis osilator tersebut segera menyesuaikan diri dengan mengadjust outputnya tetap pada frekuensinya. Begitu juga ketika ada sinyal video, dimisalkan sebelumnya osilator sudah terkunci pada 15250Hz lalu ada sinyal video berformat PAL yang masuk dalam pemisah syncronisasi yang salah satunya menghasilkan pulsa syncronisasi horisontal (H-SYNC), pulsa ini digunakan untuk mengadjust frekuensi osilator horisontal pada format PAL yaitu 15625Hz. Karena frekuensi output sudah berubah, secara otomatis sinyal/pulsa AFC juga berubah yang akhirnya mengunci osilator tetap pada frekuensi PAL tersebut.
    Berdasarkan cara kerja yang diulas diatas, jalur AFC dapat dengan mudah ditemukan dengan mencari jalur ‘penculik’ yang mengambil sampel pulsa dari FBT menuju ke osilator horisontal. Pada umumnya menggunakan pin/kaki FBT tersendiri yang dinamakan pin AFC atau sekedar nimbrung di salah satu sekunder FBT.
    AFC, selain digunakan sebagai pengunci frekuensi horisontal, juga digunakan sebagai pemandu bagi osilator OSD yaitu memandu kordinat/lokasi OSD horisontal yang akan ditampilkan oleh IC program.

CEK harus hafal        
                          
                                             MAS IMAM IKI


                                                                       MADE IN JOWO

4 komentar:

  1. Mau tanya mas Imam...kalo tv saya merknya ORION 2188MJ pake ic croma M52340sp,bermasalah if nya. gakmau synkron spt gaktepat tif nya,kira2 pd pin berapa yg bermasalah pd ic cromanya,,makasih mas sayatunggu bantuannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf mas saya blm punya data ic croma M52340sp,ini sekedar masukan aja cek volt yang menyuplai ic itu juga afc ,juga pastekan vt tuner terkunci dgn benar

      Hapus
  2. Assalamualaikum mau tanya pak
    Tv LG 14 inchi suara tidak keluar
    Sdah ganti IC TDA dan komponen lain yg di curigai rusak
    Tp hasilnya ga ada juga

    Mohon pencerahanya
    Trimakasih

    BalasHapus